Cinta di Dalam Gelas merupakan novel kedua dari dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata. Buku ini sebenarnya sudah pernah saya baca dan saya tamatkan saat Baby Ry masih berusia empat bulan dalam kandungan. Saya membacakannya dengan suara nyaring seperti orang yang sedang mendongeng. Tujuannya untuk merangsang pendengaran dan motorik baby Ry di dalam perut.
Berkat Reading Challenge ODOP kali ini, saya harus membacanya lagi. Alasannya karena hanya buku inilah yang sesuai dengan tema di tantangan kedua. Satu hal yang berkesan tentang buku ini yaitu saya mendapatkannya sebagai hadiah pernikahan. Bukan dari suami, tetapi dari teman-teman yang mengerti bahwa saya sangat suka membaca novel.
Tulisan kali ini adalah untuk menjawab tantangan kedua RCO (Reading Challenge ODOP). Di tantangan kali ini, kami diminta untuk membaca buku dan membuat puisi bertema sosial. Tingkat kedua berlangsung selama 9 hari, dimana 8 hari untuk membaca dan 1 hari libur untuk pengumuman kenaikan tingkat.
Adapun buku yang harus dibaca harus mengandung tema sosial dengan ketentuan sebagai berikut :
- Buku yang dibaca minimal 96 halaman. Jika didominasi gambar, maka harus baca minimal 192 halaman.
- Baca minimal 12 halaman perhari. Jika kurang dianggap absen, tapi jumlah halaman tetap direkap.
- Waktu lapor mulai 05.01 sampai 05.00. Jadi untuk laporan baca tanggal 9, rentang waktunya mulai pukul 05.01 tanggal 9 sampai pukul 05.00 tanggal 10. Jika melewati batas waktu yang ditentukan, maka akan masuk rekapan hari berikutnya.
Saya kira ini akan mudah, ternyata butuh waktu seminggu untuk memikirkan puisi apa yang akan saya tulis. Secara saya tidak jago berpuisi. Dan inilah hasilnya.
Cinta di Dalam Gelas, dan Puisi Tentang Filosofi Catur
Maryamah dan Catur
Cinta di Dalam Gelas, Sebuah Resensi
Cinta di dalam gelas adalah sebuah novel lanjutan dari novel Padang Bulan milik Andrea Hirata. Novel ini menceritakan perjalanan nasib Enong atau Maryamah Binti Zamzami. Ia adalah seorang perempuan cerdas, humoris, optimis, dan sentimentil. Ia memiliki cita-cita yang tinggi, namun sayang nasib tak berpihak padanya. Hidupnya penuh liku-liku.
Awal mulanya saya pikir novel ini hanya menggambarkan permasalahan sosial yang terjadi dalam kehidupan orang Melayu. Kisahnya tentang catur, kopi dan kebiasaan-kebiasaan unik orang Melayu kampung. Namun, ternyata Andrea Hirata menceritakan tentang Maryamah. Seorang perempuan yang ingin menegakkan martabatnya melalui permainan catur.
Kepiawaian Andrea Hirata dalam mengemas cerita yang begitu epic ini membuat saya kagum. Bahasanya yang lugas dan tulisannya yang begitu mengalir, mampu membuat saya hanyut ke dalamnya. Saya seperti menjadi bagian dalam cerita tersebut. Sesekali saya seperti menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut.
Buku yang ada di tangan saya ini merupakan buku cetakan kesembilan. Diterbitkan oleh Penerbit Bentang Pustaka dengan tebal halaman 316 halaman. Dengan kemampuan baca saya yang sekarang, buku setebal ini rasanya sangat berat. Tapi Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan tantangan kedua RCO.
#RCO9
#OneDayOnePost
#ReadingCHallengeODOP9
Posting Komentar
Posting Komentar